0-IacCQXkmT8BgH933vpjmjLvSc Menjadi guru untuk anak-anak kita: Mei 2012

Senin, 28 Mei 2012

Cara Mengakiri Pelajaran dengan Berkesan

Jika terbiasa membuat apersepsi di awal pembelajaran, yang tidak boleh dilupakan adalah menutupnya. Padahal mengakhiri pembelajaran tidak kalah pentingnya, agar apa yang telah dipelajari tidaklah sia-sia.

Beberapa hal di bawah ini boleh dicoba untuk mengakhiri pembelajaran lebih berkesan.



  1. Perhatikan waktu, sediakan 2 – 3 menit untuk menutup pelajaran.

  2. Tekankan pada siswa untuk hening selama beberapa detik guna mengendapkan informasi yang baru diterima.

  3. Mintalah siswa menuliskan kembali semua yang sudah mereka pelajari.

  4. Berikan ringkasan secara lesa.

  5. Tugaskan siswa untuk membuat ringkasan secara lesan. Misal: Ceritakan kembali tentang …..

  6. Kaitkan ringkasan yang didapat dengan kegiatan pembukanya (tujuan pembelajaran).

  7. Ceritakan manfaat materi yang didapat hari ini….dalam kehidupan seharihari.

  8. Beri waktu siswa untuk saling menceritakan apa yang telah mereka pelajari, berpasangan 2 orang.

QOco-ORQjUIRUfKtcmvDUjH2er0

Kamis, 24 Mei 2012

Kejutan Di Pagi Hari

Kecenderungan guru atau pendidik saat mau measuki ruang kelas dan akan mengawali proses pembelajaran adalah ‘seperti biasanya’, nothing special, atau ya gitu-gitu aja deh.... Jika dilakukan berhari-hari, kemudian berbulan-bulan, dan terakhir bertahun-tahun, yang terjadi adalah sebuah pola yang mudah ditebak siswa, dan sekaligus menjadi cap bagi seorang guru. Jika datang ke kelasnya terbiasa telat, ya sudah, akan dicap sebagai guru telatan, dll.

Selain itu, pola robot yang selalu teratur dan sama setiap harinya akan membuat bosan, kurang greget, dan tidak menggugah hati untuk belajar. Untuk itu, sudah selayaknya sebagai pribadi yang berkembang, kita sebagai guru juga menyiapkan strategi baru setiap harinya, sesuai situasi / keadaan, biar pun terkesan sederhana.

Di bawah ini beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan untuk membuat kejutan di pagi hari ke siswa, dengan harapan ada sesuatu yang fresh yang menggugah minat siswa.

Cara membuat kejutan di pagi hari

  1. Pada saat tertentu, sambutlah para siswa di depan pintu dan jabat tangan mereka sambil menyapa nama mereka satu per satu.

  2. Sesekali tampilkan gambar lucu dengan OHP saat siswa masuk kelas.

  3. Bawalah satu barang mencolok yang berkaitan dengan materi, agar timbul rasa penasaran.

  4. Awali hari dengan membaca puisi yang menarik.

  5. Tanyakan perasaan siswa pagi itu, dan apa penyebabnya.

  6. Beri sebuah pepatah yang menyentuh hati

  7. Awali pagi dengan icebreak.



Cara Mengatasi Insomnia

Sebagai guru, yang terkadang dibebani permasalahan (sekolah mau pun rumah tangga), adalah manusiawi jika suatu saat terjangkit insomnia, alias susah tidur. Kalau sudah begini, berabe urusannya karena pasti menjadi lingkaran setan. Tidak bisa tidur, berarti esoknya mengantuk.

Jika mengantuk, maka konsentrasi saat mengajar berkurang, suasana hati pun tidak akan cerah.



Untuk itu, sebaiknya sesegera mungkin harus kita tangani. Sebelum tidur, lakukan hal-hal berikut:



  1. Basuhlah badan dengan air hangat, bisa menggunakan lap.

  2. Saat di ranjang, tariklah nafas dalam-dalam dan hembuskan secara perlahan. Lakukan sebanyak 3 kali.

  3. Jangan mengkonsumsi gula atau kafein 2-3 jam menjelang tidur.

  4. Cobalah tidur pada jam yang sama setiap malamnya.

  5. Pakailah penutup mata karena akan memberikan rasa tenang dan damai.

  6. Jika terbiasa minum menjelang tidur, minumlah satu gelas saja.

  7. Minumlah susu hangat.

  8. Lakukan relaksasi.


Strategi Penguatan Diri

Meditation
Kita semua hanyalah manusia yang terdiri dari materi daging, air, udara, dan api. Materi ini sangat tergantung pada roh penggeraknya, yakni yang tidak berwujud materi, dan hanya bisa kita rasakan dan resapi. Jika roh ini mulai melemah, sebaiknya kita cepat-cepat menguatkannya kembali.



Untuk itu, jika jiwa mulai merasa lemah dan motivasi hidup mulai redup, nyalakan kembali lilin roh jiwa kita dengan melakukan hal-hal di bawah ini:

-->

  • Saat malam, selalu ingatlah kembali semua hal positif yang telah dilakukan sepanjang hari.

  • Catat semua keberhasilan kita.

  • Mulailah hari dengan tersenyum di cermin kita.

  • Tempatkan masalah kantor di kantor. Buatlah pohon masalah sesuai tempat..



  • Cari aktivitas di luar jamkantor yang menampung minat bakat.

  • Patuhi waktu yang telah ditetapkan.

  • Mengobrollah santai dengan rekankerja, dengan topic di luar pekerjaan.

  • Selalu sarapan, membawa bekal, dan siapkan air putih yang cukup.

  • Lakukan olah raga secara teratur.

  • Luangkan waktu untuk hening di malam hari dan memeriksa batin.

  • Minta kekuatan kepadaNya


-->

Guru Bagi Yang Lemah

Berikut ini adalah sebuah sharing dari seorang guru. Semoga berguna bagi kita semua…


Menjadi guru, bukanlah pekerjaan mudah. Didalamnya, dituntut pengabdian, dan
juga ketekunan. Harus ada pula kesabaran, dan welas asih dalam menyampaikan
pelajaran. Sebab, sejatinya, guru bukan hanya mendidik, tapi juga mengajarkan.
Hanya orang-orang tertentu saja yang mampu menjalankannya.

Menjadi guru juga bukan sesuatu yang gampang. Apalagi, menjadi guru bagi
anak-anak yang mempunyai “keistimewaan”. Dan saya, merasa beruntung sekali dapat
menjadi guru mereka, walau cuma dalam beberapa jam saja. Ada kenikmatan
tersendiri, berada di tengah anak-anak dengan latar belakang Cerebral Palsy
(sindroma gangguan otak belakang).

Suatu ketika, saya diminta untuk mendampingi seorang guru, di sebuah kelas
khusus bagi penyandang cacat. Kelas itu, disebut dengan kelas persiapan, sebuah
kelas yang berada dalam tingkatan awal di YPAC Jakarta. Lazimnya, anak-anak
disana berumur antara 9-12 tahun, tapi kemampuan mereka setara dengan anak
berusia 4-5 tahun, atau kelas 0 kecil.

Saat hadir disana, kelas tampak ramai. Mereka rupanya sedang bermain susun
bentuk dan warna. Ada teriak-teriakan ganjil yang parau, dan hentakan-hentakan
kepala yang konstan dari mereka. Ada pula tangan-tangan yang kaku, yang sedang
menyusun keping-keping diagram. Disana-sini terserak mainan kayu dan plastik.
Riuh. Bangku-bangku khusus berderak-derak, bergesek dengan kursi roda sebagian
anak yang beradu dengan lantai.

Saya merasa canggung dengan semua itu. Namun, perasaan itu hilang, saat melihat
seorang guru yang tampak begitu telaten menemani anak-anak disana. “Mari masuk,
duduk sini dekat Si Abang, dia makin pinter lho bikin huruf,” begitu panggilnya
kepada saya. Saya berjalan, melewati anak-anak yang masih sibuk dengan tugas
mereka. Ah benar saja, si Abang, anak berusia 11 tahun yang mengalami Cerebral
Palsy dengan pembesaran kepala itu, tampak tersenyum kepada saya. Badannya
melonjak-lonjak, tangannya memanggil-manggil seakan ingin pamer dengan
kepandaiannya menyusun huruf.

Subhanallah, si Abang kembali melonjak-lonjak. Saya kaget. Saya tersenyum. Dia
tergelak tertawa. Tak lama, kami pun mulai akrab. Dia tak malu lagi dibantu
menyusun angka dan huruf. Susun-tempel-susun-tempel, begitu yang kami lakukan.
Ah, saya mulai menikmati pekerjaan ini. Dia pun kini tampak bergayut di tangan
saya. Tanpa terasa, saya mengelus kepalanya dan mendekatkannya ke dada. Terasa
damai dan hangat.

Sementara di sudut lain, sang Ibu guru tetap sabar sekali menemani semua anak
disana. Dituntunnya tangan anak-anak itu untuk meniti susunan-susunan gambar.
Dibimbingnya setiap jemari dengan tekun, sambil sesekali mengajak mereka
tersenyum. Tangannya tak henti mengusap lembut ujung-ujung jemari lemah itu.
Namun, tak pernah ada keluh, dan marah yang saya dengar.

Waktu berjalan begitu cepat. Dan kini, waktunya untuk pulang. Setelah
membereskan beberapa permainan, anak-anak pun bersiap di bangku masing-masing.
Dduh, damai sekali melihat anak-anak itu bersiap dengan posisi serapih-rapihnya.
Tangan yang bersedekap diatas meja, dan tatapan polos kearah depan, saya yakin,
membuat setiap orang tersenyum. Ibu guru pun mulai memimpin doa, memimpin setiap
anak untuk mengatupkan mata dan memanjatkan harap kepada Tuhan.

Damai. Damai sekali mata-mata yang mengatup itu. Teduh. Teduh sekali melihat
mata mereka semua terpejam. Empat jam sudah saya bersama “malaikat-malaikat”
kecil itu. Lelah dan penat yang saya rasakan, tampak tak berarti dibanding
dengan pengalaman batin yang saya alami. Kini, mereka bergerak, berbaris menuju
pintu keluar. Tampak satu persatu kursi roda bergerak menuju ke arah saya.
Ddduh, ada apa ini?

Lagi-lagi saya terharu. Setibanya di depan saya, mereka semua terdiam,
mengisyaratkan untuk mencium tangan. Ya, mereka mencium tangan saya, sambil
berkata, “Selamat siang Pak Guru..” Ah, perkataan yang tulus yang membuat saya
melambung. Pak guru…Pak Guru, begitu ucap mereka satu persatu. Kursi roda
mereka berderak-derak setiap kali mereka mengayuhnya menuju ke arah saya.
Derak-derak itu kembali membuat saya terharu, membayangkan usaha mereka untuk
sekedar mencium tangan saya.

Anak yang terakhir telah mencium tangan saya. Kini, tatapan saya bergerak ke
samping, ke arah punggung anak-anak yang berjalan ke pintu keluar. Dalam diam
saya berucap, “..selamat jalan anak-anak, selamat jalan malaikat-malaikat
kecilku…” Saya membiarkan airmata yang menetes di sela-sela kelopak. Saya
biarkan bulir itu jatuh, untuk melukiskan perasaan haru dan bangga saya. Bangga
kepada perjuangan mereka, dan juga haru pada semangat yang mereka punya.

***

Teman, menjadi guru bukan pekerjaan mentereng. Menjadi guru juga bukan pekerjaan
yang gemerlap. Tak ada kerlap-kerlip lampu sorot yang memancar, juga
pendar-pendar cahaya setiap kali guru-guru itu sedang membaktikan diri. Sebab
mereka memang bukan para pesohor, bukan pula bintang panggung.

Namun, ada sesuatu yang mulia disana. Pada guru lah ada kerlap-kerlip cahaya
kebajikan dalam setiap nilai yang mereka ajarkan. Lewat guru lah memancar
pendar-pendar sinar keikhlasan dan ketulusan pada kerja yang mereka lakukan.
Merekalah sumber cahaya-cahaya itu, yang menyinari setiap hati anak-anak didik
mereka.

Dari gurulah kita belajar mengeja kata dan kalimat. Pada gurulah kita belajar
lamat-lamat bahasa dunia. Lewat guru, kita belajar budi pekerti, belajar
mengasah hati, dan menyelami nurani. Lewat guru pula kita mengerti tentang
banyak hal-hal yang tak kita pahami sebelumnya. Tak berlebihankah jika kita
menyebutnya sebagai pekerjaan yang mulia?

Teman, jika ingin merasakan pengalaman batin yang berbeda, cobalah menjadi guru.
Rasakan kenikmatan saat setiap anak-anak itu memanggil Anda dengan sebutan itu,
dan biarkan mata penuh perhatian itu memenuhi hati Anda. Ada sesuatu yang
berbeda disana. Cobalah. Rasakan.





Rabu, 23 Mei 2012

Metode pembelajaran

Seperti seorang cowok  yang mau melakukan pendekatan kepada gadis pujaan dengan metode yang tepat agar berhasil, tentunya guru pun harus memakai metode yang tepat agar pembelajaran berhasil dengan baik. Di bawah ini adalah beberapa contoh metode pembelajaran yang sudah umum.


1. Metode Ceramah

Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.

Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.

2. Metode Diskusi

Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).

Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.

3. Metode Demonstrasi

Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.

Kelebihan Metode Demonstrasi :

  • Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.

  • Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.

  • Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.

Kelemahan metode Demonstrasi :

  • Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan.

  • Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.

  • Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.

4. Metode Ceramah Plus

Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:

  • Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas

  • Metode ceramah plus diskusi dan tugas

  • Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)

5. Metode Resitasi

Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.

Kelebihan Metode Resitasi adalah :
Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.
Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri.
Kelemahan Metode Resitasi adalah :
Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.

6. Metode Eksperimental

Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.

7. Metode Study Tour (Karya wisata)
Metode study tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.

8. Metode Latihan Keterampilan

Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik.

9. Metode Pengajaran Beregu

Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut

10. Peer Theaching Method

Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.

11. Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanyasekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebabdalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan.
Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya.

12. Project Method

Project Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.

13. Taileren Method

Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentusaja berkaitan dengan masalahnya

14. Metode Global (ganze method)
Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisaridari materi tersebut.




Manajemen Waktu Guru

Sebagai seorang guru, kita dituntut untuk bisa membagi waktu dengan tepat, artinya sesuai proporsinya. Kapan waktu kita curahkan untuk keluarga, kapan untuk seluruh kelas, kapan untuk satu siswa spesial, atau kapan untuk mencurahkan waktu khusus memikirkan tagihan bulanan kita..... J Jika tidak bisa memanage dengan baik, maka kita sangat mudah terjangkiti stress dan kejenuhan. Sebaiknya lakukan hal-hal sepele di bawah, maka manfaatnya akan sangat besar bagi kita.


Hal-hal yang sebaiknya kita perhatikan agar bisa memanage waktu dengan baik:

  1. Sebaiknya Anda memiliki buku agenda untuk mencatat jadwal pribadi atau rencana harian dan dibawa kemanapun. Catat semua secara detil.

  2. Catat semua hal ke dalam kalender meja Anda.

  3. Jadikan kegiatan harian seperti mengabsen siswa menjadi kebiasaan yang teratur.

  4. Atur jeda perpindahan pelajaran/perjalanan ke lab/lapangan.

  5. Jangan menunda pekerjaan yang telah terjadwal, seperti koreksi, memasukkan nilai, dll.

  6. Datang ke sekolah lebih awal untuk mempersiapkan pekerjaan hari ini.

  7. Jadilah seorang pendaftar dan evaluasi.

  8. Hindari melanggar batas waktu yang telah ditetapkan.





Kompetensi Profesional Guru


Seberapa sering kita harus berpura-pura tahu atau sekedar mengandalkan diktat dan catatan, akibat kurang menguasai ilmu atau fakta-fakta pendukung yang diperlukan saat mengajar?



Berikut cara untuk memperkuat kompetensi professional kita sebagai guru:

  1. Hendaknya selalu menyiapkan materi pelajaran dengan baik.

  2. Siapkan selalu buku-buku pilihan atau kliping menarik di atas meja sebagai referensi kita.

  3. Baca selalusuratkabar dan dengarkan warta berita.

  4. Berlangganan jurnal pendidikan dan membacanya setiap kali ada waktu luang.

  5. Daripada sibuk mencarai jawaban di internet untuk sejumlah pertanyaan, tugaskanlah hal ini kepada beberapa siswa.

  6. Buat daftar kelemahan kita, bias masukan dari siswa, lalu atasi kekurangan itu.

  7. Refleksi tentang filosofi kita tentang pendidikan, dan tentang perhatian kita ke siswa.

  8. Sadari bahwa sangat penting ide-ide yang muncul dari siswa.

  9. Selalu jadi orang yang pengen tahu.

Seberapa sering kita harus berpura-pura tahu tentang sesuatu yang sebenarnya kita tidak tahu?

Berikut cara untuk menjadi professional:

  1. Sekali-kali bertukar dengan rekan mengajar mata pelajaran lain.

  2. Ajak rekan berdiskusi tentang kurikulum, strategi pengajaran yang efektif, materi, dll.

  3. Sekali dalam setahun, minimal mengikuti kursus yang terkait dengan mata pelajaran yang kita ampu.

  4. Hadirlah secara aktif dalam seminar yang terkait dengan kekurangan kita, bukan karena pembicaranya yang lucu.

  5. Sesekali, ajak rekan guru untuk mendampingi saat mengajar.

  6. Minta agar ada evaluasi guru

  7. Jadikan pengembangan diri sebagai sebuah investasi.

Berapa sering kita mengomel karena tidak berhasil melakukan sesuatu yang sebetulnya berharap bias melakukan? Padahal, menurut kita, kitalah yang paling dapat diandalkan?

Berikut cara untuk menunjukkan bahwa dapat diandalkan:

  1. Selalu pegang janji.

  2. Jaga kondisi dan batas yang jelas posisi guru dan siswa.

  3. Penuhi tenggat waktu yang diberikan sekolah.

  4. Perbaharuilah selalu data-data mengenai siswa.

  5. Datang tepat waktu di sekolah.

  6. Buat laporan yang jujur kepada orang tua siswa.

  7. Bekerja secara teliti.

  8. Terimalah tanggung jawab sebatas kemampuan kita.

  9. Saat tidak berhasil, jangan cari alas an, tapi minta maaf dan berjanji menyelesaikan tugas-tugas secepat mingkin.

Dapatkah kita ingat kembali guru sekolah kita dulu? Yang teringat pasti guru yang mengajar dengan integritas.

Berikut cara untuk melatih integritas:

  1. Kenali diri kita sendiri.

  2. Kerjakan masalah penting dengan sangat hati-hati, dan siapkan diri kita menjadi saksinya.

  3. Bila berhadapan dengan konflik, cari waktu mencari alternative penyelesaian.

  4. Pegang selalu komitmen kita.

  5. Kita hanya boleh membuat janji untuk hal-hal yang dapat kita lakukan, dan berusaha keras menyelesaikan semua pekerjaan.

  6. Mengajarlah dengan cara-cara yang dapat mencerminkan diri kita sebenarnya.

  7. Latihlah pepatah kuno: Jika tidak dapat berkata yang baik, lebih baik tidak berkata apapun.

  8. Hargai siswa. Jika ada masalah khusus, lakukan pendekatan khusus.

  9. Sejauh kemampuan kita, jadikan kita sebagai guru terbaik sekaligus pribadi yang menikmati pekerjaan, tanpa ambivalensi.

Kita ingat kembali, berapa sering kita merasa loyo dan terasa tak ada energi, semangat untuk mengajar?

Berikut cara untuk menjaga dan mencegah padamnya energi / semangat:

  1. Periksa selalu kandungan humor kita. Berusaha tertawa setiap hari, dan mengajarlah dengan rasa humor.

  2. Tolaklah kegiatan yang melibatkan kelemahan kita sekali waktu.

  3. Atur untuk ada waktu pribadi, di akhir pecan misalnya.

  4. Periksa cara bicara terhadap diri kita sendiri. Jika ada kesan negates, katakana stop.

  5. Cari sesuatu yang menyenangkan.

  6. Belajar bertindak tegas dan menghindari perasaan bersalah.

  7. Manfaatkan sebagian waktu untuk bersama rekan yang aktif dan ceria.

  8. Cari komunitas yang punya kesamaan hobi, minat, dll.

  9. Latih cara memperkuat diri.

  10. Peliharalah binatang kesayangan.




Mengawali Pelajaran dengan Baik


Kesan pertama begitu menggoda, dan jika sudah tergoda, yang ada adalah hasrat untuk mengetahui…. Kiranya ungkapan di atas juga ampuh bagi seorang guru. Kebanyakan guru tidak menyadari pentingnya menumbuhkan rasa ketertarikan siswa pada materi yang akan disampaikan, sehingga suasana pembelajaran kurang semangat dan antusias.


Beberapa hal di bawah ini bisa dilakukan agar terbangun suasana yang menyenangkan.



  1. Mulailah pelajaran dengan menarik perhatian siswa dengan sesuatu yang unik.

  2. Jangan menunggu sampai semua hadir.

  3. Mulailah dengan senyum.

  4. Hadirkan pembelajaran diselingi joke.

  5. Mulailah dengan cerita actual yang berkaitan dengan materi.

  6. Berikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran.

  7. Jelaskan harapan Anda dan siswa.

  8. Gunakan tanda-tanda bahwa Anda sangat bersemangat hari itu.


Cara Mengatur Kerumunan Siswa


Mengatur kerumunan siswa adalah sebuah kejadian yang pasti dialami oleh seorang guru. Hal ini biasanya dialami saat hendak memberi pengumuman atau sekedar merapikan barisan. Entah itu guru TK, SD, SMP, atau SMA. Yang namanya kerumunan, pasti banyak siswa disana yang harus kita atur, dengan berbagai karakteristiknya masing-masing. Tentunya tidak semudah yang dibayangkan, terlebih yang hendak diatur adalah anak yang memang sedang dalam proses senang bermain. Tidak jarang hal ini membutuhkan energy yang banyak dari seorang guru, terlebih jika tidak mengetahui trik-triknya…. Untuk itu, silahkan cermati panduan di bawah ini!

Pernah pusing dan jengkel karena harus teriak-teriak mengatur siswa dalam jumlah banyak? Lakukan hal-hal berikut:

  1. Usahakan tetap terlihat, bergeraklah di antara siswa-siswa.

  2. Gunakan kontak mata dengan siswa sebanyak mungkin.

  3. Sebutkan nama siswa, tetapi dengan nada positif.

  4. Pakailah alat Bantu, peluit misalnya.

  5. Jangan berteriak, bersuaralah dengan tenang.

  6. Berpikirlah bahwa siswa akan bertindak positif, dan kirimkan pikiran itu melalui kontak mata.

  7. Berdirilah di atas sesuatu, agar Anda tampak lebih tinggi.

  8. Gunakan bahasa nonverbal, dengan menyilangkan tangan/tersenyum simpul misalnya.

  9. Segera hampiri dan tepuk-tepuk siswa yang sekiranya menjadi provokator.

  10. Pastikan sudah ada aturan sekolah yang menjadi pegangan Anda.


Tentang Guru Sejati

Salam....

Guru Sejati adalah sebuah blog yang dibuat sebagai penghargaan terhadap profesi seorang guru. Di sini akan disediakan berbagai hal yang berguna bagi peningkatan kualitas kepribadian seorang pendidik.



Mari saling berbagi dan menimba pengalaman sebagai seorang pendidik...

Salam sejahtera


Ciri-ciri Guru Kehabisan Amunisi

Sebagai seorang pendidik, seperti halnya sebuah senapan, kita perlu menengok terlebih dahulu apakah amunisi kita masih berlimpah ataukah sudah menipis bahkan habis. Banyak dari kita yang tidak menyadari bahwa sumber mendidik kita sudah habis. Yang dirasakan adalah rasa tidak semangat saat akan mengajar, dan segala kegiatan selama di sekolah menjadi sebuah rutinitas membosankan dan tanpa makna. Yang menjadi korban utama tentunya adalah murid-murid kita bukan?


Untuk itu, mari sesekali kita lihat kembali amunisi batin kita sebagai pendidik. Silahkan cermati pertanyaan-pertanyaan di bawah ini, jawab dengan kejujuran dan kesungguhan hati….

Jika jawaban Anda adalah ya, untuk pertanyaan di bawah ini, berarti Anda sudah mengalami kemunduran, artinya semangat kerja sudah pudar.

  1. Apakah hari Senin merupakan hari yang Anda takuti dan pengen hindari?

  2. Apakah Anda merasa terlalu lelah bila harus memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang bernilai bersama keluarga atau teman-teman?

  3. Mengalami insomnia atau gangguan makan?

  4. Sering membentak orang lain?

  5. Terlalu cepat mengambil kesimpulan?

  6. Apakah Anda sering mengorbankan waktu pribadi Anda untuk menyelesaikan pekerjaan?

  7. Selalu merasa capai dan letih?

  8. Sering mengalami sakit ringan semisal demam, batuk, sariawan?

  9. Sering merasa sakit kepala?

  10. Apa selera humor tiba-tiba menghilang?

  11. Apakah Anda merasa tertinggal jauh di belakang, padahal sudah berusaha keras?

  12. Apakah Anda cenderung memilih perencanaan yang tidak pasti?

  13. Apakah teman-teman sering menanyakan keadaan Anda?

  14. Apakah berat badan menurun drastic?

  15. APakah Anda sering bangun pagi-pagi buta (pukul 03.00 WIB), dan tidak dapat tidur lagi?

  16. Apakah meja Anda penuh kertas tidak beraturan dan merasa tidak ada waktu membereskan?

  17. Apakah Anda merasa murid mengalami kemunduran?

  18. Apakah Anda cenderung menghindari kegiatan-kegiatan menyenangkan seperti makan siang bersama saat istirahat?